Daftar Serangga yang dapat dibudidayakan untuk Pakan Ternak

Hi farmers! Salah satu upaya untuk mengurangi biaya pakan ternak adalah memiliki sumber pakan berkelanjutan dan salah satunya adalah serangga yang diketahui memiliki potensi menghasilkan sumber pakan.


Banyak serangga yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak bahkan dapat dikonsumsi oleh manusia, bukan hanya sekedar sebagai alternatif tapi bahkan bisa menggantikan makanan utama baik dari segi nilai emonominya, lingkungan dan kandungan nutrisinya.

Etth! Selain sebagai kebutuhan sendiri, pakan ternak sendiri bisa juga jadi usaha yang menggiurkan, mengingat masyarakat sudah mulai melihat potensi baik serangga sebagai pakan ternak. Sehingga, idnfarmers.com pada kesempatan ini akan me-List beberapa serangga yang dapat dibudidayakan baik dilihat dari nilai ekonomisnya, nutrisi dan kemudahan dalam budidaya.

Berikut beberapa serangga yang dapat dibudidayakan sebagai pakan ternak, yaitu:

1. Jangkrik 

Salah satu jenis jangkrik yang dapat dan mudah dibudidayakan yaitu jangkrik rumahan/Cricket atau jangkrik yang biasa kita tamukan dengan mudah sibawah tumpukan sampah atau batu-bata dirumah dengan nama ilmiah Acheta domesticus.

Menurut penelitian jangkrik memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada BSF yaitu sebesar sebesar 64.4 - 73.6 (g/100g) dengan Kadar lemak 12.3 - 22.87.6 (g/100g).

Selain sebagai pakan ternak, jangkrik sudah cukup diterima dikalangan masyarakat sebagai olahan makanan konsumsi, seperti keripik atau kerupuk jangkrik atau makanan olahan lainnya.

Siklus hidup jangkrik, masa hidup sampai kurang lebih 2,5 bulan. Tergantung jenis jangkrik untuk jenis jangkrik alam bisa bertelur 65-75 hari sedangkan Jangkrik yang lebih populer disebut jangkrik kalung mulai bertelur diumur 45-50 hari, seekor jangkrik bisa bertelur selama 14-20hari dan totalnya bisa mencapai 500butir telur. Akumulasinya 1 kg indukan jangkrik dapat menghasilkan 1kg telur jangkrik dalam 2 minggu. Dan jangkrik siap panen di umur 35 hari.

Pakan jangkrik seperti yang dapat kita jumpai dialam, jangkrik memakan tumbuh-tumbuhan, jadi dapat dinerikan makanan limbah sayuran, gedebong pisang, tongkol jagung tumbuhan lainnya.

Harga 1kg jangkrik bisa mencapai 50rb. Harga telurnya bervariasi tergantung jenis jangkrik, jangkrik alam bisa mencapai harga 400rb sedangkan jangkrik kalung sampai 350rb.

2. Black Soldier Fly (BSF)

Larva BSF yang dikenal sebagai "mogot" sudah sangat populer dikalangan para peternak, ini adalah cara dan langkah baik sebagai solusi mengurangi biaya pakan ternak bahkan sangat menguntungkan untuk dijadikan bisnis.

Budidaya larva BSF mungkin jenis serangga paling mudah dibudidayakan serta memiliki manfaat bagi lingkungan sekitar, karena BSF sendiri dapat mengkonsumsi apa saja bahkan limbah logam berat beracun. Ini bisa jadi solusi juga untuk mengurangi limbah pertanian atau rumah tangga.

Menurut sebuah studi baru kandungan protein dalam mogot atau larva BSF lebih tinggi dari daging sapi san daging ayam dengan perbandingan 0,5 ha larva BSF setara dengan sapi yang merumput di 1200ha atau setara dengan 50ha kedelai. Yaitu protein 30.0 - 52.9 (g/100g) dan Kandungan lemak sebesar 20.0 - 40.7 (g/100g).

Siklus hidup BSF hanya 45 hari dari telur sampai menjadi BSF dewasa, seekor BSF betina dapat bertelur 500-900 butir telur, akumulasinya untuk mendapat 1grm telur dibutuhkan sekitar 30 BSF betina. 1 gram telur bisa menghasilkan 3-4 kg larva atau mogot.

Harga telur BSF bisa sampai 10rb per gram dan harga larva hidupnya bisa 7rb per kg sedangkan untuk larva yang sudah dikeringkan dan dibungkus 100gr harganya bisa mencapai 10rb-15rb.

3. Belalang 
Belalang adalah salah satu jenis serangga yang paling dikenal oleh masyarakat, lebih diterima dan lebih nikmat dikonsumsi oleh masyarakat dibanding jangkrik, bahkan memiliki harga yang cukup fantastik. Tidakada masalah untuk penerimaan dan nilai ekonomis untuk belalang. Belalang memiliki kandungan protein sebesar 50,42 (g/100g) dengan kandungan lemak sebesar19,62 g/100g.

Namun belalang memiliki sedikit maslah dalam hal teknik budidaya, saat ini untuk budidaya belalang sangat kurang diuntungkan hal ini terkait dengan siklus hidup yang panjang tapi bukan berarti peluangnya menjadi tertutup, sebenarnya ini adalah tantangan untuk menemukan formula terbaik budidaya belalang baik untuk konsumsi manusia atau ternak.

Siklus hidup belalang betina dapat bertelur hingga 300 butir telur yang di timbun dalam tanah dan tersimpan hingga 10 bulan dan menetas diawal musim hujan, kemudian menjadi belalang kecil yang disebut nimpa selama 5-10 hari, dan diumur 25-30 setelah menetas kemudian menjadi belalang dewasa.

Peranan serangga sebagai penyedia pakan sangat berguna, baik untuk keseimbangan keanekaragaman hayati, belalang merupakan pakan favorit hewan ternak dan juga bagi manusia. Di beberapa lingkungan peternak ayam atau burung, para peternak sering mencari belalang dipagi hari untuk ternak mereka misalnya untuk ayam jago.

Dibeberapa daerah seperti dilombok misalnya ada tradisi menangkap belalang dimalam hari diawal musim penghujan, dengan membawa lampu atau senter ditengah sawah, dalam satu malam bisa mencapai 1kg belalang sawah. Harga belalang goreng olahan 200grm yaitu 45rb dan terjual di marketplace.

4. Ulat Kandang

Ulat kandang lesser mealworm yang memiliki nama latin Alphitobius diaperinus adalah salah satu jenis ulat sampah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan burung yang mengandung protein sebesar 48% dan lemak 40%. Ulat kandang dapat dimanfaatkan sebagai pakan burung dengan nilai ekonomis yang bagus.

Jenis ulat ini memiliki waktu daur hidup yang singkat, setelah bertelur ia hanya membutuhkan waktu 3-10 hari untuk menetas menjadi larva, kemudian 7-40 hari menjadi pupa atau anakan serangga dan 7-11 hari menjadi serangga dewasa. Biasanya spesies ini memakan tepung, kedelai, dan biasanya sering dijumpai di kandang bersama kotoran ternak sehingga sering juga disebut kutu ayam.

5. Ulat Hongkong


Ulat hongkong atau juga dikenal sebagai ulat kuning, ulat tepung atau ulat bambu dengan nama latin Tenebrio molitor salah satu jenis ulat yang saat ini banyak dibudidaya sebagai pakan burung, ikan atau ternak lainnya, ulat hongkong juga sudah masuk sebagai makanan alternatif makanan manusia. Memiliki kandungan protein sebesar 50.1 - 76.2 (g/100g) dan Kadar lemak 27.2 - 31.1 (g/100g).

Daur hidup ulat hongkong, setelah ulat hongkong dewasa sekitar 2-3 bulan ia kemudian bertelur, telur bertahan 4-18 hari yang kemudian menjadi larva atau ulat selama 6-12 bulan, kemudian menjadi pupa atau kepompong selama 6-18 hari dan sebelum menjadi serangga dewasa aktif dimalam hari.

Ulat hongkong dikenal sebagai mahluk tanah yang sangat produktif dan bertelur hingga 500 butir telur dengan pemeliharaan yang baik sengan tingkat kematian hanya 2% sehingga bisa jadi pilhan untuk si budidaya. Ulat honglong sangat laris dipasar burung dengan harga 20rb-30rb per kg. meskipun banyak penelitian bahwa ulat hongkong dapat menajdi alternatif makanan manusia, tapi kendalanya adalah penerimaan dan nilai konsumtif masyarakat.

6. Semut Rangrang Merah


Semut merah yang biasa membuat sarang diatas pohon atau dikenal juga sebagai semut rangrang menghasilkan telur dan kroto yang sangat latis dipasaran, sebanding dengan risiko yang umumnya semut menyerang harganya sebagai pakan burung sangat luar biasa. Mengandung 24,1 gr protein dan 42,2gr lemak.

Siklus hidup semut merah rangrang yaitu semut dewas bertelur dan membutuhkan waktu 7 hari menjadi larva, selanjutnya 14 hari dari larva menjadi pupa. Selanjutnya pupa membutuhkan 9 hari untuk menjadi semut pekerja, pengasuh ,raja atau semut ratu. Seekor semut ratu bisa menghasilkan ratusan ribu telur.

Harga kroto 135-150rb per kg dan semut merah yang produktif diternak bisa dijual seharga 75rb per toples isi 1 liter.

Nah!! Jadi beberapa serangga diatas dapat anda manfaatkan baik sebagai bisnis atau sebagai solusi sendiri. Semoga bermanfaat

Refrensi:
Sainspedia.org
Mongabay.co.id

Posting Komentar untuk "Daftar Serangga yang dapat dibudidayakan untuk Pakan Ternak"