10 Jenis Padi Hibrida Terbaik Saat ini dengan Ketahanan, Potensi Hasil dan Umur Panen

Padi hibrida adalah silangan dari beberapa jenis varietas yang memiliki beberapa keunggulan. Daei segi potensi hasil, oadi hibrida memang memiliki hasil yang jauh lebih tinggi dari padi inbrida.


Saat ini padi hibrida telah memiliki banyak jenis, namun yang paling populer di Indonesia saat ini dan terbukti di lapangan setidaknya ada beberapa jenia

10 Jenis Padi  Hibrida



Daftar Isi:
Berikut 10 jenis padi hibrida terbaik saat ini dengan potensi hasil 

1. Padi Mapan 05

Padi hibrida Mapan 05 merupakan varietas unggul hasil dari persilangan antara IR64 dan IRRI-50 yang dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) di Indonesia. 


Berikut langkah perawatan padi mapan 05:

Kebutuhan air: Padi hibrida Mapan 05 membutuhkan air yang cukup selama masa pertumbuhan dan pembentukan gabah. Tanaman ini membutuhkan irigasi teratur dan tanah yang lembab.

Pemupukan: Pemupukan harus diberikan secara tepat waktu dan dosis yang cukup. Pupuk nitrogen diberikan sebanyak tiga kali selama masa pertumbuhan, yaitu pada umur 20, 40, dan 60 hari setelah tanam. Pemupukan fosfor dan kalium juga perlu diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pengendalian gulma: Gulma dapat mengurangi produktivitas tanaman, sehingga perlu dikendalikan dengan baik. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara mecabut secara manual atau menggunakan herbisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Pengendalian hama dan penyakit: Padi hibrida Mapan 05 memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap serangan hama dan penyakit. Namun, jika terjadi serangan hama atau penyakit, segera lakukan pengendalian dengan cara menggunakan insektisida atau fungisida yang tepat.

Potensi hasil: Potensi hasil padi hibrida Mapan 05 cukup tinggi, mencapai rata-rata 8-10 ton per hektar jika ditanam dengan baik dan dijaga dengan baik.


Ketahanan hama dan penyakit: Padi hibrida Mapan 05 memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap serangan hama dan penyakit, seperti wereng coklat, hawar daun bakteri, blas, dan karat daun. Namun, tetap perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit secara teratur untuk menjaga kesehatan tanaman dan memaksimalkan potensi hasil.


Umur panen: Padi hibrida Mapan 05 memiliki umur panen yang relatif singkat, sekitar 115-120 hari setelah tanam. Namun, umur panen ini bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan tempat tumbuhnya tanaman.


2. Asura Gold

Asura Gold adalah varietas padi hibrida yang dikembangkan oleh PT Bisi International Tbk. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai perawatan, potensi hasil, ketahanan hama, dan umur panennya.

Perawatan padi asura gold: 

Asura Gold membutuhkan perawatan yang sama seperti varietas padi hibrida lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan Asura Gold antara lain:

Penanaman: Asura Gold bisa ditanam di lahan sawah atau lahan kering dengan sistem tanam jajar legowo 4:1 atau 5:1. Pada saat penanaman, pastikan bibit yang digunakan bermutu baik dan sesuai dengan persyaratan yang dianjurkan.


Pemupukan: Pemupukan yang dilakukan pada tanaman Asura Gold perlu disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim di daerah tempat tanam. Pemupukan yang tidak tepat dapat mempengaruhi hasil panen dan kualitas gabah yang dihasilkan.


Pengairan: Asura Gold membutuhkan pengairan yang cukup selama masa pertumbuhan tanaman. Pengairan yang tidak tepat dapat menyebabkan gagal panen atau hasil panen yang rendah.


Pengendalian hama dan penyakit: Asura Gold memiliki ketahanan terhadap hama wereng coklat dan penyakit blas, tetapi tetap perlu dilakukan pengendalian terhadap hama dan penyakit lain yang mungkin menyerang tanaman.

Potensi hasil: Potensi hasil padi hibrida Asura Gold cukup tinggi. Pada kondisi optimal, Asura Gold bisa menghasilkan gabah kering panen sebesar 7-9 ton per hektar.


Ketahanan hama dan penyakit: Asura Gold memiliki ketahanan yang baik terhadap hama wereng coklat dan penyakit blas. Namun, tetap perlu dilakukan pengendalian terhadap hama dan penyakit lain yang mungkin menyerang tanaman seperti wereng punggung putih, tungro, dan penyakit hawar daun.


Umur panen: Umur panen padi hibrida Asura Gold sekitar 105-115 hari setelah tanam. Namun, umur panen bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi tanah, iklim, dan teknik budidaya yang dilakukan.

3. Suppadi 56

Padi hibrida Suppadi 56 adalah salah satu varietas unggul dari jenis padi yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) pada tahun 2005. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai padi hibrida Suppadi 56:

Perawatan Padi hibrida Suppadi 56 memerlukan perawatan yang baik, seperti pengendalian gulma, penyakit, dan hama, serta pemupukan yang tepat. Pengairan yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pupuk nitrogen dan kalium dapat diberikan secara proporsional untuk meningkatkan produksi tanaman.

Potensi hasil Produktivitas padi hibrida Suppadi 56 dapat mencapai 10-12 ton per hektar. Potensi hasil ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan varietas padi lainnya.

Ketahanan hama Padi hibrida Suppadi 56 memiliki ketahanan yang baik terhadap hama wereng coklat dan penyakit blas. Hal ini dapat mengurangi penggunaan pestisida dan memberikan manfaat lingkungan yang lebih baik.

Umur panen Umur panen padi hibrida Suppadi 56 berkisar antara 120-125 hari setelah tanam. Perlu diingat bahwa umur panen ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan, teknik budidaya, dan varietas yang digunakan.

Padi hibrida Suppadi 56 sangat cocok untuk ditanam di daerah-daerah dengan kondisi iklim tropis seperti Indonesia, karena varietas ini memiliki toleransi yang baik terhadap cekaman lingkungan. Selain itu, padi hibrida Suppadi 56 juga dikenal memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai jenis tanah. Dalam keseluruhan, padi hibrida Suppadi 56 adalah varietas padi yang sangat unggul dan dapat memberikan hasil panen yang memuaskan bagi petani, asalkan dilakukan perawatan yang baik dan benar.


4. BSHS 6H

Padi hibrida BSHS6H adalah salah satu varietas unggul dari jenis padi yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada tahun 2006. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai padi hibrida BSHS6H:

Perawatan Padi hibrida BSHS6H memerlukan perawatan yang baik, seperti pengendalian gulma, penyakit, dan hama, serta pemupukan yang tepat. Pengairan yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pupuk nitrogen dan kalium dapat diberikan secara proporsional untuk meningkatkan produksi tanaman.


Potensi hasil Produktivitas padi hibrida BSHS6H dapat mencapai 7-8 ton per hektar. Potensi hasil ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan varietas padi lainnya.


Ketahanan hama Padi hibrida BSHS6H memiliki ketahanan yang baik terhadap hama wereng coklat dan penyakit blas. Hal ini dapat mengurangi penggunaan pestisida dan memberikan manfaat lingkungan yang lebih baik.


Umur panen Umur panen padi hibrida BSHS6H berkisar antara 115-120 hari setelah tanam. Perlu diingat bahwa umur panen ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan, teknik budidaya, dan varietas yang digunakan.

Padi hibrida BSHS6H sangat cocok untuk ditanam di daerah-daerah dengan kondisi iklim tropis seperti Indonesia, karena varietas ini memiliki toleransi yang baik terhadap cekaman lingkungan. Selain itu, padi hibrida BSHS6H juga dikenal memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai jenis tanah. Dalam keseluruhan, padi hibrida BSHS6H adalah varietas padi yang unggul dan dapat memberikan hasil panen yang memuaskan bagi petani, asalkan dilakukan perawatan yang baik dan benar.


5. Padi SL8

Padi hibrida SL 8 adalah salah satu varietas unggul dari jenis padi yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada tahun 2005. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai padi hibrida SL 8:

Perawatan Padi hibrida SL 8 memerlukan perawatan yang baik, seperti pengendalian gulma, penyakit, dan hama, serta pemupukan yang tepat. Pengairan yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pupuk nitrogen dan kalium dapat diberikan secara proporsional untuk meningkatkan produksi tanaman.


Potensi hasil Produktivitas padi hibrida SL 8 dapat mencapai 7-8 ton per hektar. Potensi hasil ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan varietas padi lainnya.


Ketahanan hama Padi hibrida SL 8 memiliki ketahanan yang baik terhadap hama wereng coklat, penyakit blas, dan hama tikus. Hal ini dapat mengurangi penggunaan pestisida dan memberikan manfaat lingkungan yang lebih baik.


Umur panen Umur panen padi hibrida SL 8 berkisar antara 115-120 hari setelah tanam. Perlu diingat bahwa umur panen ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan, teknik budidaya, dan varietas yang digunakan.

Padi hibrida SL 8 sangat cocok untuk ditanam di daerah-daerah dengan kondisi iklim tropis seperti Indonesia, karena varietas ini memiliki toleransi yang baik terhadap cekaman lingkungan. Selain itu, padi hibrida SL 8 juga dikenal memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai jenis tanah. Dalam keseluruhan, padi hibrida SL 8 adalah varietas padi yang unggul dan dapat memberikan hasil panen yang memuaskan bagi petani, asalkan dilakukan perawatan yang baik dan benar.

6. Padi SL11

Padi hibrida SL 11 adalah salah satu varietas unggul dari jenis padi yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada tahun 2004. 

Perawatan Padi hibrida SL 11 memerlukan perawatan yang baik, seperti pengendalian gulma, penyakit, dan hama, serta pemupukan yang tepat. Pengairan yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pupuk nitrogen dan kalium dapat diberikan secara proporsional untuk meningkatkan produksi tanaman.


Potensi hasil Produktivitas padi hibrida SL 11 dapat mencapai 8-10 ton per hektar. Potensi hasil ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan varietas padi lainnya.


Ketahanan hama Padi hibrida SL 11 memiliki ketahanan yang baik terhadap hama wereng coklat, penyakit blas, dan hama tikus. Hal ini dapat mengurangi penggunaan pestisida dan memberikan manfaat lingkungan yang lebih baik.


Umur panen Umur panen padi hibrida SL 11 berkisar antara 120-125 hari setelah tanam. Perlu diingat bahwa umur panen ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan, teknik budidaya, dan varietas yang digunakan.

Padi hibrida SL 11 sangat cocok untuk ditanam di daerah-daerah dengan kondisi iklim tropis seperti Indonesia, karena varietas ini memiliki toleransi yang baik terhadap cekaman lingkungan. Selain itu, padi hibrida SL 11 juga dikenal memiliki daya adaptasi yang baik terhadap berbagai jenis tanah. Dalam keseluruhan, padi hibrida SL 11 adalah varietas padi yang unggul dan dapat memberikan hasil panen yang memuaskan bagi petani, asalkan dilakukan perawatan yang baik dan benar.

7. Intani 602

Padi hibrida Intani 602 dikembangkan oleh Balai Besar Pemuliaan Tanaman Padi (BB Padi) pada tahun 2008 dan telah terdaftar sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2011.

Padi hibrida Intani 602 membutuhkan perawatan yang baik agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan antara lain:Pemilihan lahan yang sesuai dan persiapan lahan yang baik.
Penggunaan benih yang bermutu dan sehat.

Pemupukan yang tepat, termasuk pemberian pupuk NPK dan pupuk organik.
Penyiraman yang cukup terutama pada musim kemarau.
Pengendalian gulma yang baik.
Perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Potensi hasil: Potensi hasil padi hibrida Intani 602 cukup tinggi, yaitu sekitar 8-10 ton gabah kering per hektar. Namun, potensi hasil ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kualitas benih, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.


Ketahanan hama: Padi hibrida Intani 602 memiliki tingkat ketahanan yang cukup baik terhadap beberapa hama utama pada tanaman padi seperti wereng, penggerek batang, dan hama daun. Namun, tetap perlu dilakukan pengendalian hama yang baik dan teratur untuk memastikan produksi padi yang optimal.


Umur panen: Umur panen padi hibrida Intani 602 berkisar antara 120-130 hari setelah tanam, tergantung dari kondisi iklim dan varietas lokal yang digunakan sebagai induknya. Panen dilakukan saat tanaman telah mencapai kematangan fisiologis dan gabah sudah memadat dengan kadar air sekitar 20-25%.

Dengan perawatan yang baik dan teratur, serta pengendalian hama yang tepat, potensi hasil padi hibrida Intani 602 dapat maksimal, sehingga dapat memberikan keuntungan bagi petani dalam meningkatkan produktivitas lahan.

8. Intani 301

Padi hibrida Intani 301 merupakan varietas unggul yang dikembangkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) pada tahun 2016. 

Perawatan: Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan gulma dan mengeringkan lahan selama beberapa hari sebelum ditanam.

Pemupukan sebaiknya dilakukan sehari sebelum tanam dengan dosis 50 kg urea dan 100 kg SP-36 per hektar.
Penanaman padi hibrida Intani 301 dilakukan pada musim hujan atau penghujan dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm dan menggunakan 2-3 benih per lubang tanam.

Pemeliharaan tanaman meliputi pemberian pupuk tambahan, pengendalian hama dan penyakit, serta pengairan yang cukup.
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman sudah matang dengan cara dipotong batangnya menggunakan sabit dan dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari sebelum dijemur di bawah terpal atau diangin-anginkan.

Potensi hasil: Potensi hasil padi hibrida Intani 301 bisa mencapai 8-10 ton per hektar tergantung dari kondisi lahan dan perawatan yang dilakukan.

Ketahanan hama: Padi hibrida Intani 301 memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit blas, hawar daun, dan hawar pelepah, serta ketahanan yang sedang terhadap wereng coklat dan penggerek batang.

Umur panen: Padi hibrida Intani 301 memiliki umur panen sekitar 110-115 hari setelah tanam, tergantung dari kondisi lahan dan perawatan yang dilakukan.

9. BCA 18

Padi hibrida BCA 18 adalah salah satu varietas padi hibrida yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Indonesia. 

Perawatan Padi hibrida BCA 18 membutuhkan perawatan yang cukup intensif agar bisa menghasilkan potensi hasil yang optimal. Beberapa langkah perawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

Pengairan: Padi BCA 18 membutuhkan air yang cukup selama masa pertumbuhan dan pembentukan malai. Pengairan dilakukan secara teratur dan tidak boleh terlalu banyak ataupun terlalu sedikit.

Pemupukan: Pemupukan harus dilakukan secara tepat guna agar tanaman padi hibrida BCA 18 dapat tumbuh dengan subur. Pemupukan dilakukan dengan dosis yang disesuaikan dengan usia tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit: Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara teratur untuk mencegah kerugian pada tanaman dan hasil panen.

Potensi hasil Potensi hasil dari padi hibrida BCA 18 cukup besar dan bisa mencapai lebih dari 10 ton per hektar jika dikelola dengan baik. Potensi hasil tersebut bisa berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi tanah, cuaca, dan kualitas bibit yang digunakan.

Ketahanan hama Padi hibrida BCA 18 memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap serangan hama seperti wereng, penggerek batang, dan wereng coklat. Namun, tetap perlu dilakukan pengendalian hama secara teratur untuk menghindari kerugian pada hasil panen.


Umur panen Padi hibrida BCA 18 memiliki umur panen sekitar 110-120 hari setelah tanam. Umur panen tersebut bisa bervariasi tergantung pada kondisi tanah, cuaca, dan teknik budidaya yang digunakan.

Dalam hal perawatan, padi hibrida BCA 18 membutuhkan perhatian yang cukup intensif agar bisa menghasilkan potensi hasil yang optimal. Namun, jika dikelola dengan baik, potensi hasil dari padi hibrida BCA 18 cukup besar dan memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap serangan hama seperti wereng, penggerek batang, dan wereng coklat. Umur panen padi hibrida BCA 18 sekitar 110-120 hari setelah tanam.

Demikian artikel tentang 10 Jenis Padi Hibrida terbaik Saat ini dengan Ketahanan, Potensi Hasil dan Umur Panen. Semoga bermanfaat!

Posting Komentar untuk "10 Jenis Padi Hibrida Terbaik Saat ini dengan Ketahanan, Potensi Hasil dan Umur Panen "