Mengenal Gliocladium sp Pengendalian Hayati Layu Fusarium

Layu Fusarium, dikenal juga sebagai penyakit Panama, merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini menyerang sistem pembuluh darah xilem tanaman, menghambat aliran udara dan nutrisi, dan menyebabkan tanaman layu dan mati.  Mengenal Gliocladium sp Pengendalian Hayati Layu Fusarium

Baca juga: 

Gejala Layu Fusarium :

Berikut beberapa gejala penyakit layu Fusarium, yaitu: 
  • Layu daun: Daun tanaman, terutama daun bagian bawah, akan layu dan menguning pada siang hari dan kembali segar pada malam hari. Lama kelamaan, daun akan layu permanen dan rontok.
  • Batang berwarna coklat: Batang tanaman yang terserang akan berubah warna menjadi coklat dan terlihat seperti tercekik.
  • Tanaman pendek: Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan pendek.
  • Kematian tanaman: Jika tidak diobati, Layu Fusarium dapat menyebabkan kematian tanaman secara keseluruhan.

Tanaman yang Rentan Terkena Serangan Layu Fusarium


Layu Fusarium dapat menyerang berbagai jenis tanaman, namun beberapa tanaman yang lebih rentan antara lain:

  1. Pisang: Pisang Cavendish adalah salah satu varietas pisang yang paling rentan terhadap Layu Fusarium.
  2. Cabai: Cabai rawit, cabai merah, dan cabai hijau juga dapat terserang Layu Fusarium.
  3. Tomat: Tanaman tomat juga rentan terhadap penyakit ini.
  4. Melon dan Semangka: juga dapat terserang Layu Fusarium.
  5. Anggur: Pohon anggur juga termasuk tanaman yang rentan terhadap penyakit ini.

Pengendalian Hayati Layu Fusarium

Selain dari beberapa cara mengendalikan jamur patogen ini yang banyak dibahas dalam literatur pertanian seperti ; rotasi tanaman, sanitasi, penggunaan varietas tahan, penggunaan pupuk organik dan fungisida. Salah satu agen hayati Pengendali Hayati Fusarium oxysporum, yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama ini yaitu Gliocladium sp.

Mikroorganisme tanah seperti Gliocladium sp dapat bertindak sebagai dekomposer   dan juga sebagai agen pengendali hayati patogen tanaman hal ini memberikan   harapan untuk mengurangi penggunaan pupuk dan fungisida sintetik.

Menurut Ratna dan Riza (Universitas Jendral Sudirman, 2021) penambahan inokulum Trichoderma spp. dan Gliocladium virens membantu proses pengomposan, dan meningkatkan unsur hara kompos khususnya N, P dan K pada perlakuan isolat kapang terhadap kotoran ternak yang dibuat kompos.

Gliocladium sp. dan kerabat persaudaraan Trichoderma sp. Menghasilkan   berbagai macam metabolit sekunder. Suatu penelitian telah menganalisis produksi   antibakteri dan antijamur terhadap Trichoderma viride TNJ63, Trichoderma  harzianum TNC52 dan Gliocladium roseum TNC73 dengan metode cakram dan   overlay, dan ternyata Gliocladium dan Trichoderma mampu   menghasilkan antibiotik. Dari spesies Gliocladium yang lain, secara tidak sengaja ditemukan bahwa Gliocladium sp. TNC73 dapat menghambat pertumbuhan   bakteri yang tidak mengandung kitin, hal ini membuktikan bahwa sifat biokontrol   Gliocladium sp. TNC73 tidak hanya disebabkan oleh kitinase yang dihasilkan   (Nugroho dkk.,2006).

Aplikasi Gliocladium pada Tanaman

Ba studi ilmiah pengujian jamur Gliocladium pada tanaman, berikut ini: 
Gliocladium sp., merupakan jamur yang mempunyai kemampuan antagonis terhadap jamur. Selain menekan pertumbuhan patogen Fusarium sp., hormon Gliocladiu sp. meningkatkan pertumbuhan akar primer dan jumlah akar sekunder biji timun, uji sensitivitas menimbulkan reaksi patogen pada daun tembakau, menurut studi ilmiah di laboratorium mikrobiologi UGM.

Menurut studi dari Lina Herlina (UNS: 2013) pemberian Gliokompos sp berpengaruh terhadap tinggi tanaman, kandungan klorofil a dan klorofil b, berat tomat, pertumbuhan dan produksi buah tomat.

Berdasarkan hasil penelitian Novita, dkk ( Universitas Udayana, 20222) Mikroba  antagonis Gliocladium sp. dan  Trichoderma sp. dapat menekan  pertumbuhan jamur F.oxysporum sp.  pada media PDA secara in vitro dengan  persentase daya hambat sebesar 92,14%  dan 97,96% jika dibandingkan dengan  kontrol. Mikroba antagonis campuran Gliocladium sp. dan Trichoderma sp. merupakan mikroba batang antagonis yang terbaik untuk mengendalikan penyakit busuk pada bibit vanili yang disebabkan oleh F. oxysporum sp. secara in vivo batang dan mampu menekan terjadinya penyakit busuk vanili dari 85% menjadi 10%.

Menurut Suharjono ,dkk (Universitas Brawijaya, 2004)Trichoderma dan Gliocladium merupakan jamur antagonis yang mampu menghambat pertumbuhan Fusarium pada tanaman pisang.

Menurut Tintrim Rahayu (UNISMA, 2020) Hasil persentase penghambatan pertumbuhan Fusarium dengan Gliocladium lebih tinggi pada pH 5,5 sebesar 35,2% sedangkan pada pH 7 sebesar 14%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur lebih cocok pada pH yang mendekati asam karena sifatnya yang mampu menyesuaikan dengan metabolisme jamur.

Perbanyakan Gliocladium 

Berdasarkan penelitian Lubis dan Tukimin  (2008) substrat yang baik untuk pertumbuhan Gliocladium sp. ada tiga macam yaitu dedak  campuran serbuk gergaji, dedak campuran  lamtoro dan dedak campuran jerami. Namun , berdasarkan pertimbangan ekonomi maka dedak campuran serbuk gergaji merupakan media terbaik untuk pembiakan massal Gliocladium sp. Menurut Widyastuti dkk. (2001) perbanyakan media dan Formulasinya sangat mempengaruhi aktivitas pertumbuhan dari cendawan.


Menurut penelitian Taufik dan Wahyudin (Universitas Haluoleo, 2013) media yang digunakan untuk perbanyakan Gliocladium sp. memiliki efektivitas yang berbeda-beda. Media yang paling efektif untuk perbanyakan Gliocladium sp. adalah media yang didakwa berdasarkan pertumbuhan Gliocladium sp. (100%), selisih berat media (2,475 g) dan jumlah konidia Gliocladium sp.( 2,00625.105/g) yang terbentuk.

Beberapa Produk BioFungisida - Gliocladium


1. Anfush

Rp35rb

Beli disini


2. GMN Gliokladium


Rp25rb


Demikian artikel tentang Mengenal Gliocladium sp Pengendalian Hayati Layu Fusarium. Semoga bermanfaat

Posting Komentar untuk "Mengenal Gliocladium sp Pengendalian Hayati Layu Fusarium"