10 Cara Budidaya Tanaman Pala dan Cara Perawatannya

Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman rempah asli Maluku yang telah diperdagangkan dan dibudidayakan secara turun-temurun dalam bentuk perkebunan rakyat di sebagian besar Kepulauan Maluku (Bastaman, 2008).

Pala membutuhkan iklim panas dengan curah hujan yang tinggi dan merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun dengan suhu udara lingkungan sekitar 20-30 oC. Pala juga termasuk jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan dan membutuhkan tanah gembur dan subur, sangat cocok pada tanah vulkanis serta memiliki drainase yang baik (Hatta, 1993).

Faktor-faktor yang mendukung tanaman pala memiliki prospek yang baik, yaitu : (Efa Fauziah, dkk. 2015).
  • Lahan secara bio fisik sesuai untuk pertumbuhan tanaman pala,
  • Secara sosial dapat diterima oleh masyarakat karena jauh
  • Sebelumnya sudah banyak petani yang membudidayakan pala
  • Secara ekonomi memiliki harga yang cukup tinggi dan stabil sehingga memberikan tambahan pendapatan,
  • Kondisi pemasaran baik buah maupun bibitnya sangat mudah, dan
  • Perhatian pemerintah terhadap pengembangan pala pada tingkat produksi hingga pengolahan pasca panen cukup besar yang telihat dari adanya beberapa program yang berkaitan dengan pengembangan tanaman pala.

Tanaman pala mulai berbuah pada umur 5 - 6 tahun. Setelah berumur 10 tahun hasilnya mulai meningkat dan meningkat terus hingga mencapai optimum pada umur rata-rata 25 tahun dan bertahan sampai berumur 60-70 tahun kemudian produksinya mulai menurun (Rismunandar, 1992).

Cara Melestarikan Tanaman Pala
Adapun Cara budidaya tanaman pala, yaitu:
  • Pemilihan benih, benih pala yang baik pala yang siap ditanam yaitu berumur lebih dari 6 bulan, 1 tahun, dan lebih dari satu tahun ( > 1 tahun).
  • Penyiapkan Media pembibitan tanam pala. Siapkan tanah yang baik, subur dengan kelembaban terjaga dapat juga menggunakan campuran bahan seperti sekam, kayu gergaji dll.
  • Setelah benih tumbuh, dapat dibantu dengan pemberian pupuk kandang atau pupuk cair
  • Bibit dipindahkan ke lahan terbuka setelah tingginya mencapai 15 cm yaitu berumur sekitar 6 bulan. Untuk mendapat bibit yang lebih kuat, masa pembibitan dapat diperpanjang sampai 1,5 tahun atau tinggi tanaman 60 – 90 cm
  • Setelah bibit siap ditanam, selanjutnya di pindahkan ke lahan terbuka.
  • Jarak tanam tanaman pala 9m × 9m atau 10m × 10m, meskipun ada petani pala yang menanam 5m-6m, Menurut atudy Ruhnayat dan Martini (2015), jarak tanaman pala yang diperbanyak secara generatif adalah 9x10 m atau 10x10m.
  • Perawatan tanaman dengan penggemburan tanah. Pala merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik dan bertahan dengan sendirinya, namun cepat lambatnya pertimbuhan dan perkembangan juga dipengaruhi faktor lingkungan, kondisi tanah dapat berubah seiring waktu sehingga sesekali kondisi bawah tanaman perlu dibuat gembur, ditimbun lebih baik agar dapat mempertahankan kelembaban dan perbanyakan akar (idnfarmers.com).
  • Perawatan tanaman dengan pemupukan, menurut study 85% petani pala tidak memberikan pupuk pada tanaman pala. Tapi ini bukan ukuran yang mutlak ditiru, lingkungan dan kondisi zat hara tanah perlu dipertimbangkan, karena pupuk merupakan nutrisi diawal pertumbuhan maka tidakada salahnya diberikan. Pupuk kimia anorganik untuk pala dapat menggunakan pupuk urea, phonska, KCl, mitra flora, mitra flora dan pupuk tablet dan dapat menggunakan pupuk kandang. Metode pemberian pupuk, untuk bibit dapat diberikan dengan dicairkan namun untuk tanaman pala di lahan terbuka dapat disebar.
  • Perawatan tanaman pengendalian Hama atau organisme pengganggu, berdasarkan study pengamatan sekitar 95% petani pala melakukan pengendalian hama dengan cara manual, artinya bahwa organisme penggangu tanaman pala berupa mahluk berukuran besar, adapun sisanya jika terdapat organisme penggangu dari seangan ulat atau lainnya barulah dapat diberikan pestisida.
  • Panen, untuk jarak tanam 10 m x 10 m dengan luas lahan 1 ha menghasilkan 100 pohon dapat menghasilkan biji pala basah sebesar 2000 kg/ha. Untuk tanaman berumur 6 – 10 tahun dapat menghasilkan sebesar 3 – 5 kg per pohon, tanaman berumur 10 – 20 tahun dapat menghasilkan 5 – 10 kg per pohon dan untuk umur tanaman lebih dari 20 tahun menghasilkan berat basah biji pala sebesar 10 – 20 kg per pohon.

4 Cara fisik pengandalian Hama pada tanaman Pala yaitu:
  • Pengasapan belerang di areal tanaman
  • Memotong bagian tanaman yang terserang penyakit misalnya Layu pucuk;
  • Menebar pasir pantai untuk mengatasi penyakit Belah putih di areal tanaman pala.
  • Memetik dan membuang buah tanaman yang terserang penyakit Belah putih sebelum menyebar ke buah lainnya;

Jenis pestisida untuk tanaman pala yang sering digunakan petani yaitu;
  • Untuk hama penggerek batang (Batocera, sp) menggunakan Spontan dursban dengan dosis tergantung umur tanaman dan cara pemberiannya diinjeksikan ke dalam lubang yang terkena.
  • Menggunakan kapur barus dengan dosis 1 tablet untuk satu lubang gerekan. Cara pemberiannya, kapur barus ditumbuk halus terlebih dahulu kemudian ditaburkan atau dimasukkan ke dalam lubang gerekan atau dicampur dengan air lalu disemprotkan ke dalam lubang gerekan.


Refrensi
Widia L. Legoh., dkk. 2016. Kajian Budidaya Tanaman Pala (Myristica fragrans Houtt) di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Universitas Sam Ratulangi

Posting Komentar untuk "10 Cara Budidaya Tanaman Pala dan Cara Perawatannya "