Solusi, Cara Bertani di Daerah Rawan Banjir

Farmers! Salah satu Studi penelitian terbaru dari Universitas Negeri Ohio menyatakan bahwa Taman terapung yabg dilakukan para petani di Bangladesh, untuk menanam makanan selama musim banjir, dapat menawarkan solusi berkelanjutan untuk bagian dunia yang rawan banjir karena perubahan iklim.



Studi yang diterbitkan baru-baru ini dalam Journal of Agriculture, Food and Environment, menunjukkan bahwa taman terapung tidak hanya membantu mengurangi kerawanan pangan, tetapi juga dapat memberikan pendapatan bagi rumah tangga pedesaan di bagian rawan banjir di Bangladesh.

Taman terapung Bangladesh dimulai ratusan tahun yang lalu. Taman ini terbuat dari tanaman asli yang mengapung di sungai secara tradisional, yaitu eceng gondok dan beroperasi hampir seperti rakit, naik dan turun bersama air. Secara historis, mereka digunakan untuk terus menanam makanan selama musim hujan ketika sungai terisi air.

Para petani atau keluarga mereka melapisi tanaman dengan kedalaman sekitar tiga kaki, menciptakan versi taman bedengan yang mengapung di air. Kemudian, mereka menanam sayuran diatas rakit tersebut. Saat tanaman rakit membusuk, mereka melepaskan nutrisi, yang membantu memberi makan tanaman sayuran. Tanaman sayuran tersebut biasanya termasuk okra, beberapa labu, bayam dan terong. Terkadang, mereka juga memasukkan rempah-rempah seperti kunyit dan jahe.

Taman terapung juga digunakan di beberapa bagian negara Myanmar, Kamboja, dan India. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa menamai taman terapung di Bangladesh sebagai Sistem Warisan Pertanian yang Penting Secara Global.

Para peneliti ingin memahami apakah taman terapung di Bangladesh dapat menjadi praktik pertanian yang berkelanjutan karena perubahan iklim terus menyebabkan banjir dan kekeringan, dan untuk melihat apakah taman tersebut memberikan ketahanan pangan yang lebih baik bagi setiap rumah tangga.

"Mereka harus dapat menanam tanaman tertentu yang dapat bertahan hidup dengan tanah yang minim," kata Jenkins, yang juga seorang ilmuwan penelitian dan mantan direktur Pusat Kajian Keamanan Internasional Mershon Negara Bagian Ohio. "Dan di Bangladesh, banyak petani kecil yang biasanya mengandalkan tanaman padi, beralih karena efek perubahan iklim dan hasil yang lebih baik dari tanaman alternatif."

Untuk studi ini, para peneliti mewawancarai keluarga petani yang menggunakan taman terapung, dan menemukan bukti kuat bahwa taman terapung memberikan stabilitas, baik dalam jumlah makanan yang tersedia untuk memberi makan penduduk pedesaan dan dalam pendapatan keluarga petani, terlepas dari ketidakstabilan yang diciptakan oleh perubahan iklim. 


Mereka menemukan bahwa petani biasanya menggunakan benih hibrida, yang harus dibeli kembali setiap tahun, untuk menanam beragam sayuran di taman terapung. Kebun juga rentan terhadap hama, sehingga para petani akhirnya menghabiskan sejumlah uang untuk pestisida dan pupuk. Tetapi bahkan dengan pengeluaran itu, mereka menemukan, manfaat lebih besar daripada biaya.

Umumnya, seluruh keluarga bekerja di kebun, peneliti menemukan: Perempuan, anak-anak dan orang tua menyiapkan bibit dan mengumpulkan tanaman air untuk membangun kebun. Laki-laki mengolah kebun dan melindunginya dari perampok. Beberapa keluarga juga membudidayakan ikan di perairan sekitar taman terapung mereka.

Seorang petani memberi tahu tim peneliti bahwa dia menghasilkan uang hingga empat kali lipat lebih banyak dari kebun daripada dari sawah tradisional.

Farmers! Ini bisa jadi solusi bagi masyarakat di indonesia yang juga rawan banjir, tumpukan taman apung tersebut dimusim kering juga dapat menyimpan kelembaban untuk tanaman. Atau untuk masyarakat dengan lahan sedikit dimana mereka memiliki kolam untuk memelihara ikan, bisa dimodifikasi agar bisa menjadi sistem aquaponik apung besar sehingga bisa memberikan dua keuntungan dari ikan dan dari tanaman diatasnya yang terapung. 

Sistem apung juga bisa dia aplikasikan pada petani padi di indonesia. Semoga bisa jadi inspirasi!



Jurnal Referensi:
  • L. M. Pyka, A. Al-Maruf, M. Shamsuzzoha, J. C. Jenkins, B. Braun. 2021. Floating gardening in coastal Bangladesh: Evidence of sustainable farming for food security under climate change. Journal of Agriculture, Food and Environment (JAFE), 2020 DOI: 10.47440/JAFE2020.1424



Posting Komentar untuk "Solusi, Cara Bertani di Daerah Rawan Banjir "