4 Ciri Pembuatan Biosaka Berhasil

Biosaka adalah Elisitor atau Horomon pertumbuhan tanamaan yang diberikan kembali pada tanaman untuk dapat mengadopsi. Konsep sederhana biosaka adalah, mengambil zat-zat pertumbuhan dalam tanaman lainnya untuk kemudian diberikan kepada tanaman pokok agar dapat membantu proses pertumbuhannya. 

Fungsi dasar dari biosaka adalah menyeimbangkan pertumbuhan. Mungkin bsa kita sebut, bisoaka ini sebagai versi mentah dari sistem rekayasa, dimana kita berkemungkinan mendapatkan fitur unggul dari beberapa tanaman untuk di salurkan pada tanaman target. 

Dalam pembuatan biosaka, kita sudah membahasnya di artikel sebelumnya yang dapat anda baca. 

Baca juga: Cara sederhana membuat Biosaka, dosis dan cara pemakaiannya

Dalam proses pembuatan biosaka tidak semua proses menghasilkan bahan yang siap pakai, ada proses yang membutuhkan beberapa hari bahkan bulan untuk biosaka dapat siap di gunakan, namun tidak menutup kemungkinan ada proses biosaka yang bisa langsung jadi. 

Sampai saat ini tidak ada standar baku bagaimana biosaka dapat dibuat langsung jadi dan siap di aplikasikan. Itu karena, karakter tanaman yang digunakan berbeda-beda, sehingga salah satunya mungkin memerlukan waktu lebih untuk bisa berakumulasi dengan baik. 

Ciri-ciri Biosaka Berhasil


Namun, kita bisa menilai sendiri apakah biosaka yang kita buat berhasil atau tidak. Setidaknya ada 5 ciri, apakah biosaka berhasil atau tidak berikut ini: 

1. Homogen (Terlarut sempurna)

Homogen adalah istilah yang menggaambarkan kondisi suatu larutan dapat menyatu dengan sempurna antara zat terlarut dan pelarut. Proses homogenisasi sempurna bisa berlangsung cepat atau lambat tergantung bahan yang digunakan dan proses homogenisasinya.

Pada proses pembuatan biosaka, kita harus melakukan proses peremasan dalam waktu yang lama, tujuannya adalah agar zat ini dapat bercampur secara sempurna dalam air, sehingga zat tersebut terpengaruh dengan perubahan warna, bau yang tampak merata. 


2. Tidakada gas

Dalam proses pelarutan bahan organik, tentu akan menimbulkan gas sebagai bentuk rekasi CO2 dalam baha organik. Habisnya gas menjadi penanda, bahwa setiap element tidak lagi dalam fraksinya masing-masing melainkan menjadi satu-kesatuan dalam larutan. 


3. Warna pekat 

Biossaka yang biak menurut beberapa ahli adalah apabila zat terlalrut memberikan perubahan signifikan pada pelarut dengan warna yang pekat sesuai warna bahan-bahan.  Warna yang pekat memberikan kita asumsi bahwa setiap zat dalam larutan telah larut dan terkumpul sempurna. 

Namun ini bukanlah pendapat baku tentang hal ini, karena pada dasarnya kita tidak tau senyawa mana yang kita targetkan menjadi larutan jadi, atau sebaliknya bisa jadi warna pekat hanya dari pigment tanaman yang kuat atau dari senyawa lain yang dominan dalam bahan baku. 


4. Aplikasi berhasil

Jika anda tidak menemukan hasil seperti yang banyak literatur bahas, seperti tidakada gas, warna harus pekat. Jangan anggap itu gagal! apa yang mereka bahas tentang standar kebrhasilan dan kegagalan tidak memiliki dasar yang kuat. Beberapa bahan tanaman memang memiliki zat warna, serat atau elemen lebih pekat dari yang lainnya, beberapa tanaman mengandung bahan berlendiri labih domnan drai lainnya. Dan hal mustahil bahan organik yang di homogenisasi lalu ditepatkan pada wadah tertutup tidak menghasilkan gas. 

Jik akita menargetkan senyawa baik dalam masing-masing bahan, asumsi kita cukup bahwa zat target kita telah larut dengan baik. 

Salah satu cara mengujinya adalah dengan mengaplikasikan langsung pada tanaman, Inshaallah jika memang gagal itu tidak akan memberikan efek buruk pada tanaman. 

Posting Komentar untuk "4 Ciri Pembuatan Biosaka Berhasil "